PERKEMBANGAN DAN PENGUNGKAPAN, TRANSLASI MATA UANG ASING, PELAPORAN KEUANAGAN DAN PERUBAHAN HARGA
Standard praktik pengungkapan
dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, undang-undang, berhubungan dengan
politik dan ekonomi, tingkat perkembangan ekonomi, pendidikan, budaya, dan
factor-faktor lainnya.
Perbedaan pengungkapan nasional
sebagian besar didorong oleh perbedaan di pengelolaan dan keuangan perusahaan.
Di AS, Inggris Raya, dan Negara Anglo-Amerika lainnya, ekuitas pasar paling
berjasa dalam menyediakan keuangan bagi perusahaan dan menjadi sangat maju. Dalam
semua pasar ini, kepemilikan cenderung menyebar diantara para pemegang saham,
danproteksi investor sangat ditekankan. Investor dari pihak institusi memainkan
peran yang berkembang di Negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan
danmeningkatakan nilai pemegang saham. Pengungkapan public yang telah majudalam
merespon akuntabilitas perusahaan kepada masyarakat luas.
1.1. Pengungkapan Sukarela
Beberapa
studi menunjukkan bahwa manajer memiliki dorongan untuk mengungkapkan informasi
mengenai kinerja perusahaan saat ini dan saat mendatang secara sukarela. Dalam
laporan terakhir, Badan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah
proyek FASB mengenai pelaporan bisnis yang mendukung pandangan bahwa perusahaan
akan mendapatkan manfaat pasar modal dengan meningkatkan pengungkapan
sukarelanya. Laporan ini berisi tentang bagaimana perusahaan dapat
menggambarkan dan menjelaskan potensi investasinya kepada para investor.
Sejumlah
aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan oleh pihak
ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan
akuntansi mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat
transaksi-transaksi ekonomi dengan carayang tidak mewakili kepentingan terbaik
pemegang saham. Aturan pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk
memastikan bahwa para pemegang saham menerima informasi yang tepat waktu,
lengkap dan akurat.
1.1.1
Inflasi
Inflasi
merupakan ukuran perubahan harga secara menyerluruh. Tingkat bunga yang berlaku
selalu mengacu kepada tingkat inflasio. Bila inflasi meningkat maka tingkat
bunga akan meningkat karena tingkat bunga nominal merupakan hasil jumlah
inflasi dengan tingkat bunga riil.
1.1.2
Nilai
Kurs
Salah satu variabel makro yang sering
dikelola dan dibuat dalam Undang Undang yaitu nilai kurs. Nilai kurs harus
dikelola agar tidak menimbulkan persolan pada inflasi dan perekonomian secara
keseluruhan. Nilai kurs dollar ini juga selalu dikaitkan dengan cadangan
devisa. Biasanya, kurs dollar suatu negara akan bagus maka nilai cadangan
devisanya sangat tinggi.
Pemerintah harus menjaganya dengan
memberikan informasi kepada public secepatnya terutama kependuduk Indonesia
agar bisa menahan nilai kurs tersebut pada level yang diinginkan. Kebijakan
yang menaikkan inflasi tidak perlu diterbikan Pemerintah dalam masa mendatang
agar kurs dollar ini tetap stabil.
1.1.3. Harga Minyak
Indonesia sebagai
salah satu penghasil minyak mentah menjadikan pendapatan dari minyak mentah
sebagai salah satu sumber pendapatan dari APBN. Tetapi, pemerintah mengambil
kebijakan untuk memberikan subsidi atas harga minyak untuk dalam negeri yang
dipakai masyarakat. Masyarakat yang berkecukupan juga disubsidi Pemerintah
dengan membelinya minyak premium untuk keperluan sehari-hari yaitu transportasi
mobil pribadi.
1.1.4.
Utang Luar Negri
Pemerintah Indonesia selalu menganut
adanya defisit anggaran yang didanai dari hutang. Awalnya, ketika Pemerintah
Suharto, defisit anggaran tersebut didanai dari pinjaman luar negari baik
pinjaman tunai, proyek maupun kerjasama. Sebelum membahas utang Indonesia maka
posisi Indonesia dibandinhkan beberapa Negara yang ditunjukkan dibawah ini.
Utang luar negeri yang terus meningkat
ini mempunyai persoalan di belakang hari terutama akan meningkat terus bila
dikonversikan terhadap Rupiah bila Rupiah terus melemah. Persoalan berikutnya,
bagaimana hutang tersebut akan dibayar bila perekonomian tidak terus mengalami
peningkatan yang tajam, sementara kebijakan yang diambil selalu menjadi anak
manis yang harus terus membayar hutang walaupun kenaikan hutang bukan
kesengajaan tetapi situasi yang tidak bisa dikelolan Pemerintah maupun pemberi
pinjaman.
Utang luar negeri yang dilakukan dengan sebuah komitmen dan disetujui melalui sebuah kontrak. Ada juga pinjaman luar negeri tersebut tidak ditarik pemerintah yang dikenal undisbursed loan. Adapun undisbursed loan yang sebesar US$ 9,3 miliar pada tahun 2006, meningkat menjadi US$ 9,7 miliar pada tahun 2007, meningkat lagi menjadi US$ 11,6 miliar pada tahun 2008 dan meningkat tajam lagi menjadi US$ 16,4 miliar pada tahun 2009.
Pemerintah sebaiknya memperbaiki hutang luar negeri agar tidak menjadi problema di masa mendatang. Salah satu tindakan yang bisa dilakukan yaitu dengan rekayasa keuangan dimana hutang yang diterima bisa membayar pokok hutang tersebut melalui jaminan hutang tersebut.
Utang luar negeri yang dilakukan dengan sebuah komitmen dan disetujui melalui sebuah kontrak. Ada juga pinjaman luar negeri tersebut tidak ditarik pemerintah yang dikenal undisbursed loan. Adapun undisbursed loan yang sebesar US$ 9,3 miliar pada tahun 2006, meningkat menjadi US$ 9,7 miliar pada tahun 2007, meningkat lagi menjadi US$ 11,6 miliar pada tahun 2008 dan meningkat tajam lagi menjadi US$ 16,4 miliar pada tahun 2009.
Pemerintah sebaiknya memperbaiki hutang luar negeri agar tidak menjadi problema di masa mendatang. Salah satu tindakan yang bisa dilakukan yaitu dengan rekayasa keuangan dimana hutang yang diterima bisa membayar pokok hutang tersebut melalui jaminan hutang tersebut.
1.2. Penentuan Ketentuan Wajib
Bursa
efek dan badan regulator pemerintah umumnya mengharuskan perusahaan perusahaan
asing yang mencatatkan saham untuk memberi informasi keuangan dan informasi non
keuangan yang sama dengan yang diharuskan kepada perusahaan domestik. Setiap
informasi yang diumumkan, yang dibagikan kepada para pemegang saham atau yang
dilaporkan kepada badan regulator di pasar domestik. Namun demikian, kebanyakan
negara tidak mengawasi atau menegakkan pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian
pengungkapan antar wilayah (yuridiksi).”
Perlindungan
terhadap pemegang saham berbeda antara satu negara dengan negara lain.
Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat
memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang ditegakkan secara luas dan
ketat. Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang saham kurang mendapat
perhatian di beberapa negara lain seperti Cina contohnya, yang melarang insider
trading (perdagangan yang melibatkan kalangan dalam) sedangkan penegakan hukum
yang lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak ada.
1.3. Praktik Pelaporan Dan Pengungkapan
Aturan pengungkapan sangat berbeda di seluruh dunia dalam beberapa hal seperti laporan arus kas dan perubahan ekuitas, transaksi pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar aktiva dan kewajiban keuangan dan laba per saham. Pada bagian ini perhatian dipusatkan pada :
1.
Pengungkapan
informasi yang melihat masa depan“Informasi yang melihat ke masa depan” yang
mencakup:
(a)
ramalan
pendapatan, laba rugi, laba rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos
keuangan lainnya
(b)
informasi
prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu
pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi
jumlah
(c)
laporan
rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan.
Kebanyakan perusahaan di masing-masing
negara menyajikan pengungkapan informasi mengenai rencana dan tujuan manjemen.
Sebaliknya lebih sedikit perusahaan yang mengungkapkan ramalan, dari paling rendah
dua perusahaan di Jepang dan paling tinggi 31 perusahaan di Amerika Serikat.
Kebanyakan ramalan di AS dan Jerman menyangkut pengeluaran modal, bukan laba
dan penjualan.
2.
Pengungkapan
segmen
Permintaan investor dan analis akan
informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen industri tergolong
signifikan dan semakin meningkat. Contoh, para analis keuangan di Amerika
secara konsisten telah meminta data laporan dalam bentuk disagregat yang jauh
lebih detail dari yang ada sekarang. Standar Pelaporan Keuangan Internasional
(IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang sangat mendetail. Laporan ini
membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih baik
bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap keseluruhan
perusahaan.
3.
Laporan
arus kas dan arus dana
IFRS dan standar akuntansi di Amerika
Serikat, Inggris, dan sejumlah besar negara-negara lain mengharuskan penyajian
laporan arus kas.
4.
Pengungkapan
tanggung jawab social
Saat ini perusahaan dituntut untuk
menunjukkan rasa tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut sebagai
pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) – karyawan, pelanggan, pemasok,
pemerintah, kelompok aktivis, dan masyarakat umum.
Informasi mengenai kesejahteraan karyawan telah lama menjadi perhatian bagi organisasi buruh. Bidang permasalahan yang yang menjadi perhatian terkait dengan kondisi kerja, keamanan pekerjaan, kesetaraan dalam kesempatan, keanekaragaman angkatan kerja dan tenaga kerja anak-anak. Pengungkapan karyawan juga diminati oleh para investor karena memberikan masukan berharga mengenai hubungan kerja, biaya, dan produktivitas perusahaan.
5.
Pengungkapan
khusus bagi para pengguna laporan keuangan non domestik dan atas prinsip
akuntansi yang digunakan
Laporan keuangan dapat berisi pengungkapan
khusus untuk mengakomodasi para pengguna laporan keuangan nondomestik.
Pengungkapan yang dimaksud seperti :
1.
”Penyajian
ulang untuk kenyamanan” informasi keuangan ke dalam mata uang nondomestic
2.
Penyajian
ulang hasil dan posisi keuangan secara terbatas menurut keompok kedua standar
akuntansi
3.
Satu
set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kelompok kesua standar
akuntansi; dan beberapa pembahasan mengenai perbedaan antara prinsip akuntansi
yang banyak digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa set prinsip
akuntansi yang lain.
Banyak
perusahaan di negara-negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa utama juga melakukan penerjemahan seluruh laporan tahunan dari bahasa
negara asal ke dalam bahasa Inggris. Juga, beberapa perusahaan menyusun laporan
keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang diterima secara lebih luas
daripada standar domestik (khususnya IFRS atau GAAP AS) atau yang sesuai dengan
baik standar domestik maupun kelompok kedua prinsip akuntansi.
1.4. Pengungkapan Laporan Tahunan di Negara Pasar Berkembang
Pengungkapan laporan tahunan perusahaan di negara-negara pasar berkembang secara umum kurang ekstensif dan kurang kredibel dibandingkan dengan pelaporan perusahaan di negara-negara maju. Sebagai contoh, pengungkapan yang tidak cukup dan yang menyesatkan dan perlindungan konsumen yang terabaikan disebut-sebut sebagai penyebab krisis keuangan Asia Timur di tahun 1997.
Tingkat pengungkapan yang rendah di
negara-negara pasar berkembang tersebut konsisten dengan sistem tata kelola
perusahaan dan keuangan di negara-negara itu. Pasar ekuitas tidak terlalu
berkembang, bank dan pihak internal seperti kelompok keluarga menyalurkan
kebanyakan kebutuhan pendanaa dan secara umum tidak terlalu banyak adanya kebutuhan
akan pengungkapan publik yang kredibel dan tepat waktu, bila dibandingkan
dengan perekonomian yang lebih maju.
Namun demikian, permintaan investor
atas informasi mengenai perusahaan yang tepat waktu dan kredibel di
Negara-negara pasar berkembang semakin banyak regulator memberikan respons
terhadap permintaan ini dengan membuat ketentuan pengungkapan yang lebih ketat
dan meningkatkan upaya-upaya pengawasan dan penegakan aturan.
1.5. Implikasi Bagi Para Pengguna Laporan Keuangan dan Manager
Penguna
laporan keuangan mengharapkan tingkat pengungkapan dan praktik pelaporan
keuangan yang luas sehingga manajer harus dan sukarela mengungkapkan laporan
keuangan.
Para
manajer dari banyak perusahaan terus-menerus sangat dipengaruhi oleh biaya
pengungkapan informasi yang bersifat wajib, tingkat pengungkapan wajib maupun
sukarela semakin meningkat di seluruh dunia. Manajer di negara-negara yang
secara tradisional memiliki pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah
menerapkan kebijakan peningkatan pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam
jumlah yang signifikan bagi perusahaan mereka. Lagipula, para manajer yang
memutuskan untuk memberikan pengungkapan yang lebih banyak dalam bidang-bidang
yang dipandang penting oleh para investor dan analis keuangan, seperti pengungkapan
segmen dan rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan
lain yang memiliki kebijakan pengungkapan yang ketat.
2.
Translasi Mata Uang Asing
2.1.
Latar belakang
Translasi
tidak sama dengan konversi. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter,
seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan
ulang kedalam nilai ekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang
terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan
konversi.
Saldo-saldo
dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestic
berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang
yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. Mata uang Negara dagang utama dibeli
dan dijual dalam pasar global. Dengan dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi
yang canggih, para pelaku pasar mencakup bank dan perantara mata uang lainnya,
kalangan usaha, para individu, dan pedagang professional.
Dengan
menyediakan tempat bagi para pembali dan penjual mata uang, pasar mata uang
asing memfasilitasi transfer pembayaran internasional (contoh: dari importer
kepada eksportir), memungkinkan terjadinya pembelian atau penjualan
internasional secara kredit (contoh: letter of credit suatu bank yang
memungkinkan barang dikirimkan kepada pembeli yang belum dikenal sebelum
dilakukan pembayaran), dan meyediakan alat bagi para individu atau kalangan
usaha untuk melindungi diri mereka dari resiko nilai mata uang yang tidak
stabil.
Transaksi
mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang
dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam
waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk
perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan
ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang. Transaksi pada pasar
forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan
jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan.
Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs
spot.
Transaksi
swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau
pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering
memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga
yang lebih tinggi di suatu Negara asing, dalam kesempatan yang sama melindungi
diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta
asing.
2.2. Alasan Translasi Mata Uang
Translasi mata uang asing adalah proses
pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi
mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang
memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan
secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari
anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.
Tiga alasan tambahan dilakukannya
translasi mata uang asing, yaitu:
- mencatat transaksi mata uang asing;
- memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang; dan
- berkomunikasi dengan peminat saham asing.
·
Metode konversi mata uang
Diseluruh
dunia setidaknya dikenal 4 jenis metode konversi mata uang, yaitu :
1).
Metode Current/Non current
Metode
ini merupakan metode yang paling tua di antara metode konversi mata uang.
Dengan metode ini, semua asset dan kewajiban lancer dari cabang-cabang
perusahaan dikonversikan dalam mata uang Negara asal dengan kurs saat ini,
yaitu kurs pada saat neraca disusun. Sedang asset dan kewajiban yang tidak
lancar (noncurrent),seperti biaya depresiasi, dikonversikan pada kurs
histories, yaitu kurs pada saat asset diperoleh ataupun pada saat kewajiban
terjadi. Oleh karena itu, cabang perusahaan di luar negeri yang memiliki modal
kerja yang dinilai positif dalam mata uang local akan meningkatkan resiko rugi
(translation loss) akibat devaluasi dengan metode current/non current.
Sebaliknya bila modal kerja ternyata negative dinilai dalam mata uang local
berarti terdapat keuntungan (translation gain) akibat revaluasi dengan metode
tersebut.
Namun
demikian, metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs
akhir tahun untuk mentranslasikan aktiva lancar secara tidak langsung
menunjukkan bahwa kas, piutang, dan persediaan dalam mata uang asing sama-sama
menghadapi risiko nilai tukar. Hal ini tentu tidak tepat. Sebaliknya, translasi
utang jangka panjang berdasarkan kurs histories mengalihkan pengaruh mata uang
yang berfluktuasi kedalam tahun penyelesaian.
2).
Metode Monetary/non monetary
Asset
moneter (terutama kas, surat-surat berharga, piutang, dan piutang jangka
panjang) dan kewajiban moneter (terutama utang lancar dan utang jangka panjang)
dikonversi pada kurs saat ini. Sedang pos-pos nonmoneter, seperti stock barang,
asset tetap, dan investasi jangka panjang, dikonversi pada kurs histories.
Pos-pos
dalam laporan laba/rugi dikonversi pada kurs rata-rata pada periode tersebut,
kecuali untuk pos penerimaan dan biaya yang berkaitan dengan asset dan
kewajiban non moneter. Biaya depresiasi dan biaya penjualan dikonversi pada
kurs yang sama dengan pos dalam neraca. Akibatnya, biaya penjualan bisa saja
dikonversi dengan kurs yang berlainan dengan kurs yang digunakan untuk
mengkonversi penjualan. Perlu diperhatikan bahwa metode moneter-non moneter
bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang
tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini juga akan
mendistorsikan marjin laba karena menandingkan penjualan berdasarkan harga dan
kurs translasi kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan
dan kurs translasi histories.
3).
Metode temporal
Dengan
menggunakan metode temporal, translasi mata uang merupakan proses konversi
pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode tidak mengubah atribut
suatu pos yang diukur, malainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi
saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi pos-pos
tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya.
Metode ini merupakan modifikasi dari metode moneter/non moneter. Perbedaannya, dalam metode moneter/non moneter, persediaan (inventory) selalu dikonversi dengan kurs histories. Sedang dalam metode temporal, persediaan umumnya dikonversi dengan kurs histories, namun bisa saja dikonversi dengan kurs saat ini apabila persediaan tersebut dicatat dalam neraca dengan nilai pasarnya. Secara teoritis, metode temporal lebih menekankan pada evalusai biaya (histories ataukah pasar).
Metode ini merupakan modifikasi dari metode moneter/non moneter. Perbedaannya, dalam metode moneter/non moneter, persediaan (inventory) selalu dikonversi dengan kurs histories. Sedang dalam metode temporal, persediaan umumnya dikonversi dengan kurs histories, namun bisa saja dikonversi dengan kurs saat ini apabila persediaan tersebut dicatat dalam neraca dengan nilai pasarnya. Secara teoritis, metode temporal lebih menekankan pada evalusai biaya (histories ataukah pasar).
Pos-pos
dalam laporan laba/rugi umumnya dikonversi dengan kurs rata-rata pada periode
laporan. Sedang biaya penjualan, cicilan utang, dan depresiasi yang berkaitan
dengan pos-pos dalam neraca dikonversi dengan kurs histories (harga di masa lalu).
4).
Metode Current rate
Metode
ini merupakan metode yang paling mudah karena semua pos neraca dan laba/rugi
dikonversi dengan kurs saat ini. Metode ini direkomendasi oleh Ikatan Akuntan
Inggris, Skotlandia, dan Wales, serta secara luas digunakan oleh
perusahaan-perusahaan Inggris. Dengan metode ini, bila asset yang didenominasi
dalam valas melebihi kewajiban dalam valas, suatu devalusai akan menghasilkan
kerugian. Variasi dari metode ini adalah mengkonversi semua asset dan
kewajiban, kecuali asset tetap bersih yang dinyatakan dengan kurs saat ini.
2.3.
Efek laporan Keuangan Terhadap Kurs Alternatif Translasi Mata Uang Asing
Tiga
kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing
terhadap mata uang domestic, yaitu:
- Kurs saat ini; kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
- Kurs historis; translasi mata uang yang berlaku saat asset dengan mata uang pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul.
- Kurs rata-rata; nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis atau saat ini.
Transaksi Mata Uang Asing
Kriteria
Mata Uang Fungsional
Faktor Ekonomi
|
Mata Uang Lokal sebagai Mata Uang
Fungsional
|
Mata Uang Induk Perusahaan sebagai
Mata Uang Fungsional
|
Arus
Kas
|
Menggunakan
mata uang local dan tidak berpengaruh terhadap arus kas
|
Berpengaruh
secara langsung terhadap arus kas dan dikembalikan ke induk perusahaan
|
Harga
Jual
|
Sangat
tidak peduli dengan tingkat perubahan nilai tukar dan diatur oleh kompetisi
local
|
Responsif
terhadap perubahan nilai tukar dan dilakukan oleh kompetisi internasional
|
Harga
Pasar
|
Kebanyakan
pada negara adidaya dan menggunakan mata uang local
|
Kebanyakan
pada negara induk dan menggunakan mata uang negara induk
|
Anggaran
Biaya
|
Sering
terjadi pada daerah local
|
Sangat
berkaitan dengan faktor produktif yang diberikan dari induk perusahaan
|
Keuangan
|
Menggunakan
mata uang local dan dilayani oleh operasional local
|
Diberikan
oleh induk perusahaan atau bergantung pada induk perusahaan agar memenuhi
kewajiban jangka panjang
|
Internal
Perusahaan
|
Jarang,
tidak ekstensif
|
Sering
kali dan transaksi yang ekstensif
|
·
Translasi Mata Uang
1). Metode Nilai
Tukar Tunggal
2). Metode Nilai
Tukar Ganda
- Metode Current-Noncurrent
- Metode Moneter-Nonmoneter
- Metode Kurs Sementara
2.4.Keuntungan dan Kerugian Translasi Mata
Uang Asing
Pendekatan akuntansi untuk penyesuaian
translasi mata uang asing, yaitu:
1)
Penangguhan
2)
Penangguhan dan Amortisasi
3)
Penangguhan Sebagian
4) Tidak
Ada Penangguhan
2.5. Pengembangan Akuntansi Translasi Mata
Uang
Beberapa perspektif
historis tentang akuntansi translasi mata uang asing di Negara Amerika, sebagai
berikut:
1)
Pra-1965
Praktik translasi mata uang asing masih
dipandu oleh BAB 12 dari Accounting Research Bulletin No. 43.
2)
1965-1975
Translasi mata uang asing seluruh
pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini diperbolehkan
setelah Accounting Principles Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
3)
1975-1981
FASB mengeluarkan FAS No. 8 pada tahun
1975.
4)
1981-Sekarang
·
Transaksi
dengan mata uang asing
Ciri utama yang istimewa dari sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesainnya dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Jadi, transaksi dalam mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing.
Suatu transaksi mata uang asing dapat
berdenominasi dalam satu mata uang, tetapi diukur atau dicatat dalam mata uang
yang lain. Untuk memahami mengapa hal ini terjadi, petimbangkanlah pertama-tama
istilah mata uang fungsional. Mata uang fungsional sebuah perusahaan diartikan
sebagai mata uang lingkungan ekonomi yang utama dimana perusahaan beroperasi
dan menghasilkan arus kas. Jika suatu operasi anak perusahaan luar negeri
relative berdiri sendiri dan terintegrasi dalam Negara asing (yaitu sutau anak
perusahaan yang menghasilkan produk untuk distribusi setempat), umumnya akan
menghasilkan dan mengeluarkan uang dalam mata uang local (Negara-negara
domisili).
Dengan demikian mata uang local (contoh
euro untuk anak perusahaandari suatu perusahaan AS yang berada di Belgia)
adalah mata uang fungsionalnya.
Untuk menggambarkan perbedaan antara
suatu transaksi yang berdenominasi dalam suatu mata uang tetapi diukur dalam
mata uang lainnya, misalkan sebuah anak perusahaan AS di Hong Kong membeli
persediaan barang dagangan dari Republik Rakyat Cina yang dibayarkan dalam
renmimbi. Mata uang fungsional anak perusahaan adalah dollar AS. Dalam kasus
ini, anak perusahaan akan mengukur transaksi mata uang asing yang berdenominasi
dalam renmimbi ke dalam dollar AS, mata uang yang digunakan dalam catatan
bukunya. Dari sudut pandang induk perusahaan, kewajiban anak perusahaan
berdenominasi dalam renmimbi, tetapi diukur dalam dollar AS, mata uang
fungsionalnya, untuk keperluan konsolidasi.
3. Pelaporan
Keuangan dan Perubahan Harga
Definisi Perubahan Harga
Untuk
memahami istilah perubahan harga, kita harus membedakan antara pergerakan harga
umum dan pergerakan harga spesifik. Perubahan harga umum terjadi apabila secara
rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami
perubahan. Disebut inflasi jika terjadi kenaikan harga secara keseluruhan dan
disebut deflasi jika terjadi penurunan harga. Perubahan harga spesifik mengacu
pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh
perubahan dalam permintaan dan penawaran.
3.1. Mengapa Laporan
Keuangan Di masa Perubahan Harga Berpotensi Menyesatkan ?
- Dari sudut pandang manajerial, pengukuran yang tidak akurat dapat menimbulkan penyimpangan sebagai berikut:
1)
Proyeksi keuangan berdasarkan data rangkaian waktu historis yang belum
disesuaikan,
2)
Anggaran yang menjadi dasar pengukuran, dan
3)
Data kinerja yang gagal menahan pengaruh inflasi yang tidak terkendali.
- Pendapatan yang dibesarkan dapat menimbulkan sebagai berikut:
1)
Kenaikan pajak yang sebanding,
2)
Permintaan deviden yang lebih banyak dari pemegang saham,
3)
Tuntutan kenaikan gaji karyawan, dan
4)
Kebijakan yang merugikan dari pemerintah tuan rumah (misalkan pajak yang
dibebankan atas kelebihan laba)
- Alasan-alasan untuk mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit, sebagai berikut:
1)
Pengaruh perubahan harga bergantung secara parsial kepada transaksi dan kondisi
perusahaan.
2)
Penanganan masalah uang diakibatkan oleh perubahan harga bergantung kepada
pemahaman yang akurat terhadap masalah tersebut.
3)
Pernyataan manajer mengenai masalah yang diakibatkan oleh perubahan harga lebih
dapat dipercaya jika perusahaan mengeluarkan informasi keuangan yang
membahasa masalah tersebut.
3.2.
Jenis-jenis
Penyesuaian Inflasi
Rangkaian
statistik yang bertujuan mengukur perubahan harga umum maupun khusus biasanya
tidak berjalan secara bersamaan. Tiap perubahan harga memiliki pengaruh yang
berlainan terhadap pengukuran posisi keuangan dan kinerja operasional dari
suatu perusahaan dan diterangkan menurut tujuan yang berlainan pula.
3.3.Penyesuaian Tingkat
Harga Umum
- Mata uang tetap (biaya historis) adalah jumlah mata uang yang disesuaikan dengan perubahan tingkat harga (daya beli) umum.
INDEKS HARGA
Angka indeks harga digunakan dalam
translasi jumlah uang yang dibayarkan di periode sebelumnya ke dalam setara
daya beli di akhir periodenya (yaitu daya beli tetap-biaya historis).
Rumus yang digunakan adalah:
GPLC / GPLtd x
Jumlah Nominaltd = PPEC
dimana,
GPL = indeks harga
umum
c
= tahun berjalan
td
= tanggal transaksi
PPE =
setara daya beli umum
3.4.Penyesuaian Biaya
Kini
Perbedaan model biaya kini dengan
akuntansi konvensional, yaitu:
1)
Aset dinilai pada biaya kininya ketimbang biaya historisnya.
2)
Laba didefinisikan sebagai kekayaan bersih setelah pajak dari perusahaan, yaitu
jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan perusahaan disuatu periode
(tidak termasuk pertimbangan pajak) sambil tetap mempertahankan kapasitas
produksi atau modal fisiknya.
3.5. Biaya Kini Disesuaikan Dengan
Tingkat Harga Umum
Kebijakan akuntansi:
1)
Dasar Penyajian
2)
Komparabilitas
3)
Persediaan
4)
Aset Tetap
5)
Penyusutan
6)
Penyajian ulang ekuitas pemegang saham
7)
Defisit atas penyajian ulang ekuitas pemegang saham
8)
Laba atau rugi dari posisi moneter
·
Sudut
Pandang Internasional Terhadap Akuntansi Inflasi
Berbagai negara telah mencoba metode inflasi yang berbeda.
Praktik aktual juga mencerminkan pertimbangan paragmatis seperti parahnya laju
inflasi nasional dan pandangan pihak yang secara langsung dipengaruhi oleh
angka akuntansi inflasi. Mengamati beberapa metode akuntansi inflasi yang
berbeda sangat bermanfaat pada saat menilai kondisi paling mutakhir saat ini.
1). Amerika Serikat
1). Amerika Serikat
Pada tahun 1979, FSAB mengeluarkan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (statement of financial accounting standards-SFAS) No. 33.
Berjudul “pelaporan keuangan dan perubahan harga”, pernyataan ini mengharuskan
perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap.
Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah
sesuai dengan SFAS No.33 mengemukakan bahwa :
·
Pengungkapan
ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan.
·
Biaya
untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar.
·
Pengungkapan
daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan
data biaya kini.
2). Inggris
Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard
Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement
Of Standard Accounting Practice-SSAP 16), “akuntansi biaya kini”.
Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 yaitu :
·
Apabila
standar AS mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16
mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.
·
Apabila
penyesuaian inflasi AS berpusat pad laporan laba rugi, laporan biaya kini di
Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta
pencatatan penjelasan.
Dalam perlakuan keuntungan dan kerugian
terkait dengan pos-pos moneter, FAS 33 mengharuskan pengungkapan terpisah untuk
tiap-tiap angka. SSAP 16 mengharuskan dua angka, yang keduanya mencerminkan
pengaruh perubahan harga spesifik, diantaranya penyesuaian modal kerja moneter
dan mekanisme penyesuaian.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga
pilihan pelaporan :
1.Menyajikan akun-akun biaya kini
sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
2.Menyajikan akun-akun biaya historis
sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
3.Menyediakan akun-akun biaya kini
sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang
memadai.
3.6. Internasional Accounting Standard
Boards (IASB)
IASB menyimpulkan bahwa laporan posisi
keuangan dan kinerja operasional yang dinyatakan dalam mata uang lokal di
lingkungan hiperinflasi tidak bermanfaat. Laba atau rugi daya beli terkait
posisi kewajiban atau aset moneter bersih harus dimasukkan ke dalam laba
bersih.
Perusahaan pelaporan juga harus
mengungkapkan:
1)
Fakta bahwa penyajian ulang atas perubahan daya beli umum unit pengukur telah
dilakukan.
2)
Model penilaian aset yang digunakan dalam pelaporan utama (yaitu penilaian
historis atau biaya kini)
3)
Identitas dan tingkat indeks harga per tanggal neraca, berikut pergerakannya
selama tahun pelaporan.
4)
Laba-rugi moneter bersih tahun berjalan.
Hal-hal terkait inflasi :
1.
Laba
dan Rugi Inflasi
- Laba dan Rugi Modal
- Inflasi Asing
·
Isu-Isu
Mengenai Inflasi
Terdapat 4 isu akuntansi inflasi diantaranya adalah
1.Apakah dolar konstan atau biaya kini
yang lebih baik mengukur pengaruh inflasi.
2.Perlakuan akuntansi terhadap
keuntungan dan kerugian inflasi.
3.Akuntansi inflasi luar negeri.
4.Menghindari fenomena kejatuhan gand
·
Keuntungan
Dan Kerugian Inflasi
Perlakuan keuntungan dan kerugian
pos-pos moneter (yaitu kas, piutang, dan utang) tergolong kontroversial.
Penelitian kami terhadap praktik di berbagai negara mengungkapkan perbedaan
yang penting dalam hal ini.
Di Amerika, keuntungan atau kerugian pos-pos moneter dientukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan saldo akhir. Serta transaksi dalam, seluruh aktiva dan kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang), angka yang dihasilkan diungkapkan sebagai saldo terpisah. Perlakuan ini memandang keuntungan dan kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis pendapatan yang lain.